Selasa, 24 November 2009

Penjualan Angsuran

Artikel

1.1.1 Pengertian Penjualan Angsuran

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas mengenai penjualan angsuran, maka dikutip oleh beberapa pendapat yaitu :

Menurut Erikson dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan (2008)

Penjualan Angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian bahwa sebagian harta atau seluruh harga barang yang dijual akan dibayar secara bertahap ( berangsur – angsur ) oleh si pembeli dengan tenggang waktu tertentu. Karena sifat pembayaran secara berangsur – angsur, ada kemungkinan si penjual akan menanggung resiko.

Menurut Allan R. Drebin dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan (121,1996),

Penjualan Angsuran barang dagangan adalah penjualan barang dagangan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dalam jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Dan didalam penjualan angsuran barang – barang dagangan mempunyai ketentuan yaitu adanya pembayaran uang muka ( Down Payment ) serta pembayaran angsuran.

Menurut Hadori Yunus Harnanto dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan ( 6,2004 )

Penjualan Angsuran adalah penjualan yang dilakukan secara bertahap yaitu pada saat barang – barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagai bagian dari harga penjualan ( Down Payment ) dan sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran.

Menurut Pahala Nainggolan dalam bukunya Akuntansi keuangan yayasan dan lembaga nirlaba sejenis (137,2007 ),

Penjualan Angsuran ( pahala Nainggolan ) adalah penjualan yang dilakukan secara bertahap dengan perjanjian bahwa aktiva yang dijual akan dibayar secara angsuran atau dengan cara mencicil selama periode yang ditentukan.

Dari keempat definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap ( berangsur – angsur )oleh si pembeli dalam jangka waktu yang ditentukan dan mempunyai ketentuan yaitu adanya pembayaran uang muka (Down payment)

1.1.2 Jenis – jenis Perjanjian Angsuran

Untuk melindungi kepentingan si penjual atas kepentingan resiko atau tidak ditepatinya kewajiban- kewajiban oleh pihak pembeli, maka jual beli secara angsuran sering berdasarkan atas perjanjian. Perjanjian tersebut antara lain :

1. Perjanjian penjualan bersyarat ( Conditional Sales Contaract ), dimana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada ditangan penjual sampai seluruh pembayarannya pertama.

2. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotik untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kepada si penjual.

3. Hak milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan “trust” (Trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akte kepercayaan.

4. Beli Sewa ( Lease-puchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada pembeli.

1.1.3 Faktor – Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Penarikan Kembali

1. Pembayaran uang muka ( down payment ) harus cukup untuk menutup kemungkinan rugi sebagai turunnya nilai barang sebagai periode angsuran.

2. Jarak antar angsuran dengan angsuran berikutnya tidak terlalu lama.

3. Besarnya pembayaran angsuran periodic harus diperhitungkan cukup untuk kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.

2.1.4 Penjualan Angsuran untuk Barang-Barang Bergerak

Dalam pencatatan transaksi-transaksi penjualan perlu untuk membedakan antara penjualan regular ( regular sales ) dan penjualan angsuran ( installment sales ). Hal ini sangat penting bagi data untuk perhitungan laba kotor yang diakui sebagai hasil penerimaan pembayaran piutang dari penjualan angsuran.

Metode yang digunakan dalam pencatatan penjualan barang-barang bergerak adalah :

1. Metode Periodik

Harga pokok penjualan dicatat pada akhir periode sedangkan pembelian tidak langsung dicatat ke rekening persediaan. Begitu juga dalam penjualan barang rekening pesediaan tidak dicatat dalam kredit.

2. Metode Perpetual

Harga pokok penjualan baik penjualan regular maupun angsuran harus disusun secara up to date. Rekening harga pkok penjualan regular atau angsuran didebet dan rekening persediaan barang dagangan dikredit.

1.1.5 Penjualan Angsuran untuk Barang - Barang Tak Bergerak

Di dalam metode angsuran atau dasar angsuran ( installment method or installment basis ) yaitu setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok ( cost ) maupun sebagai realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan akan selalu sejalan dengan tingkat pembayaran angsuran selama jangka pembayaran. Metode ini memberikan kemungkinan untuk mengakui, keuntungan proporsional dengan tingkat penerimaan pembayaran angsuran.

Untuk itu, Di dalam metode angsuran ( installment method ) yang berdasarkan pengertian di atas, perbedaan antara harga penjualan ( dalam kontrak ) dengan harga pokoknya ( cost ) dicatat sebagai “Laba Kotor Yang Belum Direalisasi” ( Unrealized gross profit )

1.1.6 Pengertian Bunga

Selain pengertian penjualan angsuran, ada juga pengertian bunga karena bunga juga berkaitan dengan penjualan angsuran.

Pengertian Bunga menurut Alam S, adalah peminjaman uang memungut sejumlah uang yang dibayar pada waktu yang telah disetujui, dan diperhitungkan dimuka dan diperhitungkan pada saat pelunasan.


1.1.7 Bunga Pada Penjualan Angsuran

Kontrak penjualan angsuran sering menetapkan beban untuk bunga atas saldo yang terhutang, bunga ini biasanya dibayar bersama-sama dengan pembayaran angsuran atas harga kontrak

Kebijaksanaan untuk pembayaran bunga periodik pada umumnya mengambil salah satu dari bentuk sebagai berikut:

1. Bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara semacam ini sering disebut sebagai “Long End Interest.

Bunga yang dibebankan pada setiap kali angsuran dihitung dari saldo pokok pinjaman awal periode tersebut. Dan bunga yang dibayar setiap periode semakin lama semakin rendah atau kecil, sesuai dengan semakin kecilnya saldo pinjaman penjualan angsuran.

Maka dalam menentukan besarnya bunga, dapat diperhitungkan dengan rumus dibawah ini.

Rumus :

Bunga per periode = Bunga per tahun x 1/ lama angsuran x Sisa harga kontrak

2. Bunga diperhitungkan atas masing-masing angsuran yang harus dibayar,dari tanggal kontrak penjualan angsuran ditandatangani sampai tanggal pembayaran angsuran .cara ini disebut bunga jangka pendek “Short End Interest”

Rumus :

Bunga Per Periode = Bunga Per Tahun x 1/ Lama Angsuran x Akumulasi Angsuran

3. Pembayaran periodik dalam jumlah yang sama dan menyatakan bunga atas saldo pokok yang terhutang antara periode angsuran, sisanya merupakan pengurangan dalam saldo pokok. Metode ini disebut juga “metode annuitet” yaitu pembayaran angsuran periodic yang dilakukan dalam jumlah yang sama , dan didalamnya sudah diperhitungkan adanya pembayaran bunga atas sisa harga kontrak dan angsuran sisa harga kontrak itu sendiri selama jangka waktu perjanjian. Oleh karena itu, bunga yang dibebankankan semakin lama akan semakin besar.

Rumus :

Bunga periode = Bunga per tahun x (Sisa harga kontrak – Angsuran)


4. Bunga sepanjang periode pembayaran dihitung atas harga pokok semula.

Metode ini dikenal dengan nama “ metode flat”. Pada metode ini, perhitungan bunga yang besarannya mengacu pada pokok hutang awal dan bunga untuk setiap periode dihitung dari saldo pokok pinjaman setelah dikurangi dengan uang muka. Biasanya metode flat diterapkan untuk kredit barang konsumsi sepseti handphone, home appliances, mobil, motor atau kredit tanpa agunan ( KTA ). Dengan menggunakan metode flat ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama.

Sehingga rumus perhitungan bunga berdasarkan dari sisa harga kontrak ( flat ) :

Bunga untuk setiap periode = persentase bunga per tahun x periode pembayaran x Saldo pokok penjualan sebelumnya

Atau

Bunga per periode= Bunga per tahun x ( Harga jual – Uang Muka)

1.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Dalam Metode Penjualan Angsuran

1. Metode Flat

Kelebihan :

- Bagi perusahaan metode flat ini sangat menguntungkan karena perusahaan memperoleh laba yang maksimum.

- Apabila si kreditor ( peminjam ) melunasi sisa hutangnya maka kreditor harus membayar bunga sampai sisa waktu kreditnya. Sehingga perusahaan akan mendapat keuntungan.

Kekurangan :

- Dalam metode Flat ini apabila terjadi kenaikan suku bunga dalam periode berjalan, si kreditor tidak menanggung suku bunga. Maka keuntungan perusahaan akan berkurang.

2. Metode Long End Interest

Kelebihan :

- Bagi perusahaan metode ini menguntungkan karena dapat menghasilkan bunga relative besar diawal periode.

Kerugian :

- Bunga yang dibebankan oleh perusahaan setiap periode semakin lama semakin kecil sesuai dengan semakin kecilnya saldo pokok pinjaman. Sehingga berakibat keuntungan perusahaan berkurang. Apalagi jika pada periode tersebut mengalami kenaikan suku bunga.

3. Metode Annuitet

Kelebihan :

- Pada saat sisa hutang masih besar diawal periode penjualan, perusahaan sudah mengambil keuntungan yang cukup besar.

Kekurangan :

- Apabila terjadi pelunasan, kreditor hanya membayar sisa hutang tanpa membayar bunga sisa jangka waktu hutangnya. Dalam hal ini perusahaan akan memdapatkan kerugian.

- Apabila terjadi kenaikan suku bunga dalam periode yang berjalan,kreditor tidak menanggung kenaikan suku bunga tersebut.

:


0 komentar:

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP